Zat cair uap ----- persamaan (1)
Disini tanda bolak balik bearti kecepatan penguapan dan kondensasi sama. Jika sistem ini kita ganggu sedemikian rupa sehingga tidak lagi setimbang (kita katakan bahwa suatu “stress” telah dilakukan terhadap sistem), maka suatu perubahan akan terjadi. Jika keadaan memungkinkan, maka sistem tersebut akan kembali pada kesetimbangan. Dalam contoh di atas, suatu pertambahan dalam volume uap menyebabkan sistem tidak lagi berada dalam kesetimbangan. Kita lihat bahwa lebih banyak zat cair menguap sampai kesetimbangan tercapai kembali. Persamaa (1) ini sesuai dengan proses jika dibaca dari kiri ke kanan, yaitu: zat cair -> uap, dan menghasilkan suatu posisi kesetimbangan baru dimana terdapat lebih sedikit zat cair dan lebih banyak uap. Dalam hal ini posisi kesetimbangan menggeser ke kanan bilamana kita berikan stress pada sistem. Aksi yang diterima oleh setiap sistem pada kesetimbangan bilamana suatu stress diberikan dapat diterangkan oleh Kaidah Le Chatelier2 yang menyatakan bahwa bilamana suatu sistem dalam suatu kesetimbangan dinamik diberi beberapa stress dari luar, maka sistem tersebut, jika mungkin, akan bergeser ke posisi kesetimbangan yang baru untuk meminimalkan efek dari stress tersebut.
Sebagai contoh, marilah kita terapkan kaidah Le Chatelier untuk menerangkan efek apa yang ditimbulkan oleh perubahan tekanan terhadap suatu kesetimbangan zat cair-uap. Bilamana stress yang diberikan adalah suatu penurunan tekanan yang disebabkan oleh suatu pertambahan volume wadah, maka sistem berusaha untuk mengalami perubahan yang akan mengembalikan tekanan pada harga semula. Dalam contoh ini, tekanan dapat ditambah jika lebih banyak molekul memasuki fase uap yaitu jika sebagian uap air menguap lagi. Sesudah kesetimbangan tercapai lagi, akan terdapat lebih sedikit zat cair dan lebih banyak terdapat uap dalam wadah, dan kita katakan bahwa posisi kesetimbangan yang diwakili oleh persamaan (1) telah menggeser ke kanan. Namun demikian, jika volume telah bertambah dengan cukup, maka semua zat cair akan menguap dan kesetimbangan tidak akan tercapai kembali.
Dengan cara yang sama kita dapat meramalkan bahwa menaikkan tekanan akan menyebabkan pengurangan jumlah uap dan diikuti penambahan jumlah zat cair yang sesuai. Jadi, dapat kita simpulkan secara umum bahwa suatu pertambahan tekanan terhadap sistem pada keadaan kesetimbangan akan menghasilkan lebih banyak fase cair, sedang suatu pengurangan tekanan menghasilkan pembentukan fase cair yang lebih sedikit.
Efek dari perubahan temperatur terhadap kesetimbangan dapat juga diterangkan dengan menggunakan kaidah Le Chatelier. Menaikkan temperatur sistem pada kesetimbangan absorbsi energi (suatu perubahan endotermik) dalam suatu sistem kesetimbangan zat cair-uap, bearti bahwa kenaikan temperatur tersebut menyebabkan lebih banyak zat cair menguap, sebab proses ini menyerap panas. Penurunan temperatur (menghilangkan panas) sebaliknya menyebkan pelepasan energi (suatu perubahan eksotermik). Jika temperatur berkurang dalam kesetimbangan zat cair-uap, maka lebih banyak molekul mengembun ke dalam fase cair, melepaskan panas dan oleh karenanya meminimalkan efek stress yang diberikan.
Kesimpulannnya, kaidah Le Chatelier meramalkan bahwa suatu kenaikan temperatur akan menggeser posisi kesetimbangan ke arah proses endotermik. Demikan juga suatu oenurunan temperatur akan menyebabkan perubahan eksotermik.
Sumber :
Moechtar,Apt,Drs . 1989. FARMASI FISIKA Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO