Gerrit Augustinus Siwabessy terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara pada 19 Agustus 1914 di Pulau Saparua. Sepak terjangnya memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dari ujung barat hingga timur Nusantara. Siwabessy muda mendalami ilmu radiologi yang merupakan perpaduan cabang ilmu Kedokteran dan Ilmu Fisika. Bidang yang dikuasainya antara lain radiologi, radioterapi, dan pengetahuan dasar bidang atom. Ia lalu memperoleh beasiswa dari British Council, Universitas London. Sekembalinya dari London Siwabessy mendirikan Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan dipercaya memegang tugas penting lainnya sebagai Guru Besar UI dan konsultan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto.
Sementara itu, serangan bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki pada agustus 1945 membuat Jepang bertekuk lutut AS. Dahsyatnya energi atom ini membuat negara-negara maju berlomba-lomba mengembangkan senjata atom. Aktivitas ini tentu menimbulkan kekhawatiran negara lain, termasuk Indonesia. Pasalnya debu radioaktif dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Presiden Soekarno lalu menunjuk Lembaga Radiologi Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Siwabessy untuk mengatasi masalah ini. Dan pada tahun 1958 Siwabessy ditunjuk untuk memimpin Lembaga Tenaga Atom yang meneruskan penelitian radioaktif di Indonesia. Selain itu negara juga memandang perlu agar didirikan fakultas yang mempelajari ilmu dasar di bidang Fisika, Kimia, dan Matematika untuk menghasilkan tenaga ahli. Tahun 1965 Presiden Soekarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), dan Siwabessy sebagai Direktur jenderal BATAN pertama. Atas jasanya, nama Siwabessy dijadikan sebagai nama reaktor penelitian terbesar di Asia Tenggara, terletak di kawasan BATAN-Puspiptek Serpong yang mulai beroperasi sejak 1987.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar